Jumat, 26 Desember 2008

Aspire One Terbaru: Bisa Akses Internet Memakai SIM Card Ponsel


AKHIRNYA datang juga. Itulah harapan besar bagi para pendamba ”netbook” atau ”notebook” khusus jaringan dengan hadirnya Aspire One versi terbaru. Koneksi ke jaringan seluler sudah tinggal memasukkan kartu SIM, tidak perlu lagi repot menambahkan kartu data atau modem seluler.
Hadirnya netbook versi pertama lebih dari empat bulan lalu setidaknya sudah banyak memberikan solusi bagi sebagian pengguna yang memiliki mobilitas yang tinggi. Dengan berat sekitar 1 kilogram waktu itu, tidak banyak berbeda dengan buku catatan yang sesungguhnya sehingga saat rapat tidak lagi perlu membawa buku diary.
Pengguna personal digital assistant (PDA ) tidak perlu lagi memicingkan mata lagi dengan menggunakan netbook. Layar LCD selebar 8,9 inci untuk netbook Acer dan papan ketik yang nyaman sangat mudah untuk melakukan pekerjaan cepat dan tinggal menambahkan mouse jika ingin lebih praktis.
Meskipun demikian, mobilitas sedikit terkendala, konektivitas ke jaringan tidak lengkap. Konektivitas menggunakan jaringan WiFi ternyata tidak bisa diandalkan di negeri ini untuk aktivitas yang mobile, fleksibilitas jaringan seluler masih jauh lebih tinggi untuk mereka yang aktivitasnya sering berpindah-pindah tempat.
Pada model terbaru, Aspire One sudah menghilangkan hambatan ini, bahkan pembeli produk Acer model keempat ini langsung mendapatkan kartu SIM untuk data Broom dari Indosat. Sementara pengguna, selain tinggal mencolokkan kartu SIM, juga masih bisa memilih untuk penggunaan WiFi atau dengan kabel ethernet.
Pada model sebelumnya untuk berhubungan ke jaringan harus menambahkan modem seluler. Bahkan, pada model yang pertama yang masih menggunakan sistem operasi Linux khas Acer yang mereka sebut Linpus, pengguna masih kesulitan mendapatkan driver modem khusus untuk lingkungan Linux.

Pada model kedua dan ketiga Acer sudah mengeluarkan versi Windows XP, di mana kebanyakan modem seluler menyediakan driver untuk lingkungan XP. Namun, ketiga model pertama itu belum menyertakan modem di dalamnya, seperti model keempat yang baru. Pada netbook terbaru itu sudah menanamkan modem dari Qualcomm yang bisa akses ke jaringan seluler hingga kecepatan high-speed downlink packet access (HSDPA) atau 3,5G.
Aspire One
Dengan hadirnya Aspire One model terbaru ini setidaknya memperlihatkan bagaimana pihak Acer terpaksa menggeser spesifikasi teknis yang ideal untuk sebuah netbook. Tuntutan pasar yang sudah terlanjur banyak mengenal sistem operasi Windows tampaknya sangat kuat di negeri ini.
"Ketika meluncurkan Aspire One yang pertama, kami selalu mendapat pertanyaan apakah netbook ini bisa diinstal sistem operasi Windows,” kata Munir Werlin, Manager Channel Development Dept Acer Indonesia, saat bertandang ke kantor Redaksi Kompas, pekan lalu, melukiskan keinginan pasar itu.

Secara fisik, keempat model Aspire One ini sebenarnya tidak ada bedanya, hanya pada baterai yang terlihat lebih besar. Penggunaan sistem operasi Windows mau tidak mau membuat produsen harus menanamkan hardisk lebih besar, penggunaan hardisk dan kerja sistem operasi Windows tidak saja lebih berat, tetapi juga lebih rakus dengan penggunaan daya listrik.
Pemakaian sistem operasi Linux sebenarnya lebih ideal, selain cepat dibuka, juga lebih hemat baterai dan tidak membutuhkan penyimpan yang begitu besar. Sementara aktivitas kantor bisa dikerjakan sama seperti pengguna Windows, hanya terkendala pada koneksi ke jaringan seluler.
Untuk Linux bisa menggunakan OpenOffice yang setara dengan Microsoft Office. Berkas-berkas tulisan melalui fiturWriter (serupa dengan Word) yang disimpan dalam ekstensi berkas doc (sama dengan ekstensi Word 95/97/2000/XP maupun Word 6.0), rtf, txt, html, xml.

Selain fungsi office lain, seperti Spreadsheets (seperti Excel), Presentations (untuk PowerPoint), termasuk fungsiPhoto Master untuk membuka hasil potretan dari kamera digital, Media Master untuk menampilkan video dan musik digital.
Dengan demikian, pada versi pertama netbook hanya menggunakan hardisk jenis SSD berkapasitas 8 GB dan RAM 1 GB saja, tidak ubahnya seperti PDA biasa, Penambahan sistem operasi Windows XP terpaksa harus dilakukan penyesuaian dengan menambah hardisk sebesar 120 GB dan kemudian diperbesar menjadi 160 GB.
Pemahaman yang salah atas netbook dari sebagian besar pengguna juga merupakan salah satu penyebab tidak optimalnya penggunaan netbook versi perdana. Pengguna masih menganggap netbook sebagai notebook murah yang siap dijejali dengan berbagai macam program aplikasi yang sebagian besar memang berbasis Windows.

Penjejalan berbagai program aplikasi jelas akan membuat kinerja netbook akan semakin lambat. Akibatnya, fungsi mobilitas tidak lagi bisa seperti gagasan yang diharapkan semula dan tampaknya memang masih memerlukan edukasi sebelum fungsi netbook bisa seperti yang diharapkan semula.
Mendongkrak
Penggunaan sistem operasi Windows juga mendongkrak harga netbook ini hingga 50 persen, di mana pada versi awal keluar dengan harga kurang dari Rp 4 juta. Pada harga yang pertama hampir pasti akan membuat orang bimbang untuk membeli antara netbook dan ponsel PDA yang harganya lebih tinggi.
Dengan harga baru pun netbook, yang sudah memiliki kamera untuk melakukan chatting video ini, masih menarik karena masih banyak ponsel pintar atau PDA yang harganya di atas Rp 6 juta, apalagi jika krisis ekonomi dunia pada kesempatan mendatang mulai berimbas.
Bangunan dasar netbook ini masih belum berubah sejak dikeluarkannya versi perdana, yaitu sudah menggunakan prosesor Intel atom berkecepatan 1,6 GHz. Prosesor atom dirancang untuk hemat energi, semula datang dengan lima varian dari 800 MHz sampai 1,86 GHz yang membutuhkan daya dari 160 mW (miliwatt) sampai 220 mW.
Selain koneksi ke jaringan seluler 3G (termasuk HSDPA), juga koneksi LAN kabel dan WiFi untuk standar 802.11b/g sangat menarik untuk digunakan di luar negeri yang banyak memiliki koneksi WiFi yang gratis. Diperkirakan koneksi 3G dalam waktu dekat juga akan diikuti perusahaan lain seperti Asus dengan produk netbook yang diberi nama Eee PC.
Netbook sangat fenomenal, diperkirakan sampai tahun 2011 akan tersedia lebih dari 50 juta di seluruh dunia. Selain Aspire One, perangkat netbook yang hadir sejak Juni lalu itu adalah seperti OLPC XO-1, One A110, HP 2133 Mini-Note PC, Asus Eee PC, CloudBook, Classmate PC, MSI Wind PC, dan VIA OpenBook. (kompas - penulis AW Subarkah)

blog comments powered by Disqus

Popular Post

 
Enriko Damas is proudly powered by Blogger.com